Ratu Berita - "Jika tidak ada perbaikan, kami akan sangat mempertimbangkan untuk menutup platform. Maaf kalau terpaksa harus ditutup karena kita ingin menjaga kondusifitas agar teknologi media sosial dapat dimanfaatkan dengan baik," lanjutnya.
Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengelurkan ancaman akan menutup seluruh platform media sosial yang masih meloloskan konten negatif yang mengancam keamanan negara. Salah satunya telah dibuktikan dengan menutup akses Telegram.
Hal ini tentu menyusul dengan adanya peran media sosial dalam peracikan bom, contohnya. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh menteri menyusul beberapa aksi teror yang terjadi di Indonesia belakanganini. Terakhir kali bom panci milik Agus Wiguna (22) belajar meracik bom tersebut melalui internet.
Menurut Rudiantara, penyebaran konten negatif terbagi menjadi dua, baik itu melalui situs internet ataupun media sosial. Untuk situs internet, masih bisa diatasi oleh pemerintahan.
"Jika situs itu bisa cepat diatasi oleh Menkonimfo. Sedangkan untuk media sosial itu kan melibatkan pemeritnah dan pelakunya itu sendiri," ujar Rudiantara setelah menghadiri acara deklarasi anti radikalisme di Kampus Unpad di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung pada hari Jumat (14/07/17).
Rudiantara juga mengatakan bahwa sudah sejak tahun 2016, pemerintah telah meminta platform media sosial untuk menutup dan memblokir konten yang bersifat negatif. Namun hingga saat ini baru sekitar 50% konten negatif yang berhasil ditutup.
"Sampai sekarang masih mencapai 50% yang dilakukan oleh penyedia platform. Hal ini memang mengecewakan," katanya.
Menkominfo telah kembali mendatangi platform media sosial untuk meningatkan mereka dalam menutup konten negatif pada bulan lalu. Pihaknya sendiri masih menunggu perubahan yang dilakukan oleh media sosial.
"Jika tidak ada perbaikan, kami akan sangat mempertimbangkan untuk menutup platform. Maaf kalau terpaksa harus ditutup karena kita ingin menjaga kondusifitas agar teknologi media sosial dapat dimanfaatkan dengan baik," lanjutnya.
Penutupan ini akan dilakukan secara bertahap. Pemerintah akan membatasi terlebih dahulu iklan yang ditayangkan di media sosial karena bisnis utama platform media sosial adalah penayangan iklan.
"Logikanya siapapun yang berbisnis menginginkan stabilitas keamanan politik. Ini platform media sosial mau berbisnis atau mengacaukan? Kalau berbisnis, ikuti saja aturan dari pemerintah," tegasnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !