Ratu Berita - Kisah e-KTP ini sekarang mulai terbongkar. Ternyata dalang dari pengelolaan e-KTP ini penuh dengan bau bangkai korupsi. Jadilah sekarang masyarakat menjadi korban ganda.
Saat berada di Komisi II DPR, godaan luar biasa korupsi di komisi tersebut terkait dengan proyek bancakan E-KTP sebesar Rp 6 triliun tidak mampu menggoyahkannya. Ahok menolak untuk menerima apapun yang bukan haknya. Ahok tidak mau terlibat dengan korupsi. Ahok benar-benar berkepala batu dan tidak mau menerima suap untuk meloloskan anggaran.
Jika sekarang ada demo sejumlah 7 jutaan yang ingin melengserkannya dari kursi gubernur, itu bukanlah sebuah kejutan. Saat di Komisi II DPR, Ahok sudah dintimidasi, diancam untuk dipindahkan, dimusuhi dan bahkan akan dilengserkan dari posisinya. Alasannya hanya satu yaitu Ahok anti korupsi. Ahok sangat sulit diajak untuk bekerja sama untuk mencuri uang rakyat.
Di komisi II DPR, Ahok seperti duri dalam daging. Ia terus mengkritik teman-temannya yang merancang skenario-skenario korupsi. Ahok terus mengotak-atik nalar anggota DPR yang memaksa untuk meluncurkan e-KTP padahal ada cara lain yang lebih mudah. Tetapi namanya anggota DPR, salah satu institusi yang paling doyan korup di Indonesia, pikiran mereka bukanlah bagaimana caranya mengefisienkan anggaran dan tepat sasaran tetapi ini tentang bagaimana menciptakan sebuah proyek yang anggaranya besar dan bisa dikorup besar pula. Filosofi itu sebenarnya hal yang sederhana.
Sekarang saat korupsi e-KTP itu mulai disidang, ternyata Si kepala batu Ahok telah berhasil menyelamatkan dirinya sendiri. Bisa dibayangkan saat kasus korupsi e-KTP disidangkan, nama Ahok disebut-sebut. Misalnya, tersangka A menyebut Ahok menerima uang sebesar Rp. 20 miliar. Nah, di saat Ahok lagi bertarung habis-habisan di Pemilihan Gubernur DKI, lalu Ia disebut di sidang kasus e-KTP, nasibnya pasti akan sama seperti Sylviana. Saat Sylviana dua kali diperiksa sebagai saksi oleh Bareskrim Polri yang saat itu terkait dengan kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial Pramuka dan pembangunan Masjid, kepercayaan publik langsung menurun.
Namun karena Ahok yang tidak mau terlibat korupsi di DPR, namanya bisa dipastikan tidak disebut. Ternyata pernyataan orang-orang selama ini benar, pada akhirnya akan memetik hikmat dari jalan lurus yang dipilih. Orang benar pada akhirnya bersyukur karena jalan yang benar dan lurus ternyata membawa keselamatan. Sementara jalan bengkok dengan bertindak licik, curang dan penuh kebohongan seperti yang dipertontonkan para anggota DPR yang terlibat korupsi dalam proyek e-KTP akan shock.
Baca Juga :
HOT NEWS! Raja Salman Beri Keterangan Bahwa Kasus Ahok Murni Unsur Politik, Bukan Penistaan Agama
Ketahuan! Ahok Blak Blakkan Soal Gaji
Mengejutkan! Sri Mulyani : Ahok Pantasnya Jadi Presiden
Baca Juga :
HOT NEWS! Raja Salman Beri Keterangan Bahwa Kasus Ahok Murni Unsur Politik, Bukan Penistaan Agama
Ketahuan! Ahok Blak Blakkan Soal Gaji
Mengejutkan! Sri Mulyani : Ahok Pantasnya Jadi Presiden
Menariknya dalam menunggu sidang e-KTP ini, KPK sendiri menghabiskan waktu selama kurang lebih tiga tahun menyelidikinya dan membutuhkan ratusan orang untuk diperiksa. Nama Setya Novanto, Marzuki Ali dan seterusnya disebut-sebut nanti di kasus e-KTP itu. Jawaban mereka yang nantinya akan mengelak bahwa tidak terlibat korupsi dan tidak menerima sepeserpun akan menjadi bumbu yang menarik di sidang e-KTP itu.
Kisah e-KTP ini sekarang mulai terbongkar. Ternyata dalang dari pengelolaan e-KTP ini penuh dengan bau bangkai korupsi. Tidak adanya blanko, kamera, print dan seterusnya karena dananya sebagian entah berapa persen telah dibagikan di DPR dan para perusahaan penyedia. Jadilah sekarang masyarakat menjadi korban ganda. Pajaknya dihabiskan, pelayanan dan budaya dengan uang pelicin menjadi menu saat berurusan dengan kelurahan. Tetapi itu dulu, jauh sebelum Ahok menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Maka pada akhirnya, benar perkataan Ahok bahwa hanya satu syarat untuk menjadi pejabat di negeri ini yaitu : Jangan Korupsi. Hanya ada satu jalan untuk menyelamatkan negeri ini dari kemiskinan dan untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan pejabat yang anti korupsi. Indonesia sekarang sudah memiliki dua Kepala Batu yang jauh dari korupsi yaitu Jokowi dan Ahok. Semoga negara kita ini terselamatkan dari berbagai kasus korupsi dan suap. (Ratu Berita)
Mantap Pak Ahok, seandainya aku pemilih di Jakarta tidak akan memilih bapak karena agama, tetapi karena kejujuran dan kerja keras bapak untuk merubah image pejabat dan PNS bahwa mereka adalah pelayan masyarakat
ReplyDeleteapa yang dilakukan pak Ahok sesuai dgn keyakinannya bahwa Tuhan YAHWEH maha tahu dan maha melihat apa saja yang dilakukan umat-Nya. Tuhan Yeshua ( Yesus )memberkati pak Ahok
DeleteHukum alam..orang baik pasti banyak musuhnya...
ReplyDelete