Kader Partai Keadilan Sejahtera, Dwi Estiningsih yang telah dilaporkan ke polisi terkait dengan postingannya di media sosial yang dianggap berbau unsur SARA itu mengatakan bahwa Ia sangat memahami makna toleransi.
"Jadi kalau soal toleransi, nggak usah ngajarin saya." ujarnya saat di wawancarai di rumahnya di Kawasan Notoprajan, Yogyakarta.
Dwi Estiningsih dilaporkan Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia ke Kepolisian Daerah Metro Jaya tepatnya pada hari Rabu, 21 Desember 2016. Sebelumnya, melalui akun Twitter-nya, ibu empat anak itu menulis :
Alumni dari Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada yang sekarang ini berprofesi sebagai Psikolog itu menceritakan kehidupan pribadi keluarganya yang sudah sangat Pancasilais.
"Semua keluarga saya, bukde-pakde saya non-muslim itu sudah biasa. Keluarga ibu saya juga Tionghoa, jadi batas toleransi saya paham betul," ungkap perempuan yang mengajar sebagai dosen tamu di sejumlah universitas di kota Yogyakarta itu.
Dwi Estiningsih juga menjelaskan terkait dengan cuitannya soal gambar pahlawan muslim dan non-muslim dimata uang baru yang menimbulkan pro dan kontra, Ia mengaku hanya merasa heran.
"Dari mayoritas muslim, kok ini ada pahlawan, yang mungkin bagi muslim sendiri itu merasa tidak menunjukkan jati diri identitas muslim. Kita tidak merasa memiliki, padahal setiap hari uang itu kita pegang," jelasnya.
Dwi Estiningsih menambahkan, dari pemilihan gambar pahlawan pada uang mata baru itu, Ia mau menegaskan tentang asas keadilan. "Kalau mau toleransi itu jangan kemudian tebang pilih. Itu adalah masalah bagi saya, meski orang mungkin melihat itu bukanlah masalah,"
Menurut Dwi Estiningsih, Ia ingin mengungkapkan persoalan yang mungkin menurut orang lain bukan masalah karena Ia mengaku ingin mendidik masyarakat melalui media sosial yaitu menempatkan masalah pada tempatnya.
"Zaman sekarang sulit memperhalus kata-kata, enggak akan sampai informasi itu kepada publik, harus dengan kata apa adanya saja." Dengan perdebatan yang terjadi akibat postingannya di sosial media dan resiko yang dihadapi, Dwi menegaskan dia tidak akan menghapus ataupun meralat postingannya.
"Saya tidak pernah menghapus tweet saya, saya juga tidak akan menghapus komentar orang atau membloki akun orang. Mereka meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mem-bully saya. Saya tetap hargai,"
Baca Juga :
Terbukti Tidak Bersalah Setelah 31 Tahun Dipenjara? Pria AS Ini Keluarkan Petisi
Ahok dan Kopi Sianida Jadi Trending 2016
Kesabaran Aiptu Sutisna Dihadiahi Haji
Baca Juga :
Terbukti Tidak Bersalah Setelah 31 Tahun Dipenjara? Pria AS Ini Keluarkan Petisi
Ahok dan Kopi Sianida Jadi Trending 2016
Kesabaran Aiptu Sutisna Dihadiahi Haji
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !