Saat ini telah terjadi krisis yang dialami oleh warga Rohingya yang merupakan etnis minoritas di Myanmar. Pemerintah Myanmar juga diduga telah melakukan sejumlah kekerasan secara de facto yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Indonesia juga saat ini turut berupaya untuk membebaskan warga Rohingya dari pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Menurut Melda Kamil Ariadno yang merupakan pengamat hukum Internasional, langkah Indonesia sudah tepat untuk terus menekan pemerintah Myanmar karena perbuatan pemerintah Myanmar kepada warga Rohingya sudah masuk dalam pelanggaran hak Asasi Manusia.
Tapi tekanan yang diberikan Indonesia tidak cukup untuk menekan Myanmar. Perlu ada tekanan internasional kepada pemerintah Myanmar. Karena jika hanya dilakukan dari negara-negara ASEAN, maka tidak akan maksimal dikarenakan terbentur oleh prinsip non-intervensi dari ASEAN.
"Negara internasional juga harus ikut untuk menekan pemerintahan Myanmar," tutur Melda.
Banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa warga Rohingya sangat dibenci?
Diketahui bahwa pemerintah Myanmar hanya khawatir akan Rohingya yang memiliki agama yang berbeda dari mayoritas masyarakat Myanmar. Rohingya adalah warga muslim sedangkan mayoritas Myanmar adalah Buddha sehingga ada rasa khawatir dari para pemerintah.
Pemerintah khawatir akan ada ancaman karena adanya perbedaan agama. Padahal sebenarnya, pemerintah Myanmar tidak perlu takut atas keberadaan warga Rohigya karena mereka hanyalah kelompok minoritas yang tidak mempengaruhi apapun.
Warga Rohingya diketahui tidak pernah mengikuti kegiatan pergerakan politik ataupun semacamnya. Inti dari permasalahan hanya berasal dari perasaan curiga dari para pemerintah Myanmar karena mereka beragama lain.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !