Home » , » Jangan Asal Cuit! Fahri Hamzah : Anak Bangsa Mengemis Menjadi Babu

Jangan Asal Cuit! Fahri Hamzah : Anak Bangsa Mengemis Menjadi Babu

Written By Admin on Thursday, January 26, 2017 | 3:34 AM

Ratu Berita - Cuitan Fahri mendapat kecaman oleh para pengguna media sosial. Ada sejumlah hal yang dikritisi oleh para aktivis mengenai postingan tersebut. Yang pertama adalah, tentang sebutan 'babu' yang dianggap merendahkan profesi asisten rumah tangga di luar negeri. 

Seperti yang kita tahu, akhir-akhir ini postingan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di twitter menuai kontroversi di kalangan para netizen. Fahri membuat postingan yang menyinggung tentang nasib Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. 


Cuitan Fahri mendapat kecaman oleh para pengguna media sosial. Ada sejumlah hal yang dikritisi oleh para aktivis mengenai postingan tersebut. Yang pertama adalah, tentang sebutan 'babu' yang dianggap merendahkan profesi asisten rumah tangga di luar negeri. 

Anis Hidayah selaku Direktur Migrant Care ikut menanggapi postingan Fahri Hamzah tersebut. "Tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010," 

Yang dimaksud oleh Anis adalah Undang Undang Nomor 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri yang revisinya menjadi salah satu program legislasi nasional prioritas tahun 2016. Hingga sekarang belum ada kejelasan mengenai kapan revisi tersebut akan rampung. 

Anis juga turut menghubungkan cuitan ini dengan RUU Perlindungan PRT yang belum juga disahkan oleh DPR. Dia mengatakan bahwa pantas saja RUU itu 'mangkrak dikarenakan pola pikir salah satu pembuat UU-nya menganggap PRT sebagai babu.'

Sandra Waroruntu, seorang aktivis pekerja migran asal Indonesia di Amerika Serikat juga ikut memprotes postingan tersebut. 

"Saya, anak bangsa ke luar negeri untuk bekerja, bukan mengemis menjadi BABU, tolong diralat! Anda menghina anak bangsa."

Dalam cuit terbarunya, Fahri Hamzah kembali berkilah bahwa konteks pernyataannya tersebut dilatari oleh cuit-cuit sebelumnya tentang kasus palu arit yang sedang menjerat Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Dia membela Rizieq dengan mengungkapkan kekecewaannya terkait dengan respon polisi yang dinilai tidak tepat.

"Saya curiga bahwa keributan palu arit ini adalah pengalihan isu dari banyaknya kasus yang seharusnya kita fokuskan. Saya mengambil contoh soal tenaga kerja kita yang karena kesulitan hidup terpaksa bekerja di tempat lain," 

Seperti diketahui, Rizieq Shihab dilaporkan oleh dua pihak yaitu Jaringan Intelektual Muda Anti-Fitnah (JIMAF) dan Solidaritas Merah Putih atas pernyataan yang menuduh uang kertas Rupiah baru memuat lambang palu arit.

Baca Juga : 

Fitur Baru! Ini Dia Cara 'LIVE' di Instagram

Ahok Pasti BEBAS! Bongkar 7 Keajaiban Dalam Sidang ke-7


"Semuanya pakai palu arit. Yang 2.000, 10.000, 50.000 juga pakai palu arit. Yang 1.000 pakai palu arit. Ini negara Pancasila atau PKI?" begitu pidato Rizieq yang dipermasalahkan. Fahri beranggapan bahwa ucapan Rizieq harusnya diteliti oleh polisi kebenarannya.

Bukan hanya itu, tetapi Nasir Djamil selaku Anggota dari Partai Keadilan Sejahtera PKS juga mengatakan agar Fahri segera meminta maaf atas cuitannya di twitter karena postingan tersebut dianggap telah meyinggung serta menghina para TKI. 

"Mungkin ada baiknya Pak Fahri meminta maaf karena sudah menyinggung perasaan para TKI kita dengan adanya protes tersebut," ungkap Nasir kepada sejumlah media saat ditemui di Jakarta. 

Sebagai pemimpin, Nasir juga mengatakan, sebagai pemimpin DPR lebih baik Fahri segera meminta maaf karena asli telah menyinggung perasaan para pahwlawan devisa negera tersbut. Ia juga berpendapat bahwa sebagai pimpinan lembaga dan wakil rakyat dan agar lebih hati-hati lagi dalam menyampaikan sesuatu."

Fahri yang juga menjabat sebagai ketua tim pengawas TKI (DPR-RI) menjelaskan alasan mengapa dia menyebut 'babu' dan 'mengemis'. 

"Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrim, seperti dijual dan diperbudak. Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrim, seperti dibunuh dan disekap serta ditindak," katanya. Dia kemudian meminta maaf atas ucapannya karena banyak yang marah. Dan, tidak semua orang merasa selesai dengan itu. (Ratu Berita)

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Ratu Berita - All Rights Reserved