Home » , , » 'Bos Facebook' Datang Ke Indonesia Untuk Membahas 'Hoax Merajalela'

'Bos Facebook' Datang Ke Indonesia Untuk Membahas 'Hoax Merajalela'

Written By Admin on Wednesday, January 18, 2017 | 1:54 PM

Ratu Berita - Sebelumnya, Facebook sudah sempat menguraikan empat rencana dalam memerangi hoax di layanan mereka dan begitu juga  dengan Twitter yang telah menyiapkan langkahnya sendiri.

Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) telah meminta Facebook untuk ikut serta dalam memberantas peredaran "hoax" atau berita bohong. Rencananya orang nomor satu Facebook, Mark Zuckerberg datang ke Indonesia khusus untuk membicarakan permintaan tersebut.

Pada hari Minggu (08/01/17) lalu, Rudiantara mengatakan berniat untuk mengajak para penyedia layanan media sosial, seperti Twitter dan Facebook untuk ikut aktif dalam mencegah peredaran hoax.


Rudiantara mengatakan telah bertemu dan membahas masalah hoax dengan Twitter. Sedangkan Facebook baru dihubungi dan berjanji akan segera membicarakan masalah itu dengan pemerintah Indonesia.

Selanjutnya, pada hari Selasa (17/01/17) saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rudiantara memastikan bahwa pembicaraan dengan Facebook akan terjadi pada akhir Januari. Zuckerberg juga dipastikan hadir untuk mengikuti pembicaraan tersebut.

“Sudah pasti. Akhir bulan Facebook datang,” ujar Rudiantara.

Rencananya, pembicaraan dengan Zuckerberg akan membahas cara mencegah penayangan hoax dan juga upaya untuk memotong peredaran agar tidak menjadi viral. Pemerintah Indonesia juga sedang  mempertimbangkan sanksi berupa denda jika Facebook gagal dalam menyaring berita hoax.

Pertimbangan mengenai sanksi berupa denda itu sama dengan yang terjadi di Jerman. Menurut Rudiantara, saat ini pemerintah Jerman sedang mendorong undang-undang (UU) untuk memberlakukan denda kepada sosial media yang gagal mencegah peredaran hoax.

“Di Jerman itu rencananya baru akan dibuat UU untuk denda yang katanya Rp 7 miliar per hoax,” terangnya.

Bukan Indonesia saja yang menuduh Facebook dan Twitter sebagai sarana penyebaran hoax. Di negeri asal, Amerika Serikat pun, kedua media sosial tersebut dituduh harus ikut bertanggung jawab terhadap ramainya hoax pada masa kampanye pemilu presiden AS beberapa waktu yang lalu.

Sebelumnya, Facebook sudah sempat menguraikan empat rencana dalam memerangi hoax di layanan mereka dan begitu juga  dengan Twitter yang telah menyiapkan langkahnya sendiri.

Google yang merupakan raksasa mesin pencari itu juga mendapatkan sorotan yang serupa, pasalnya beberapa waktu lalu mereka menyatakan bahwa peredaran berita palsu masih sulit dikontrol. ( Ratu Berita )
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Ratu Berita - All Rights Reserved