Diperkirakan puluhan orang ikut memadati kawasan silang Monas pada aksi demo 2 Desember. Gerakan Nasional Pengawwal Fatma Majelis Ulama Indonesia bersama dengan polisi telah sepakat untuk mengubah Demo 2 Desember sebagai aksi super damai yang turut diisi dengan kegiatan keagamaan.
Tidak hanya menjadi sorotan di Indonesia, sejumlah media asing juga ikut memberitakan aksi terkait proses hukum terhadap gubernur nonatkif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dijerat tuduhan penistaan agama.
Melalui artikel yang berjudul "Indonesia tightens security before protest against Jakarta governor", media yang bernama Reuters itu melaporkan cara pemerintah dalam mengamankan aksi demo 2 Desember tersebut.
"Puluhan ribu orang ikut berpartisipasi dalam aksi di beberapa kota minggu ini menyerukan persatuan dan merayakan keberagaman di Indonesia. Pemerintah Jakarta juga memasang billboard di jalan utama untuk menyerukan persatuan nasional dan menampilkan gambar pahlawan kemerdekaan yang berperang melawan kekuasaan kolonial," tutur Reuters.
The Staits Times menyebutkan tentang masalah keamanan dalam aksi damai dengan judul "Thousand gather in Jakarta ahead of protest against governor Ahok over blasphemy", media yang berasal dari Singapura itu menuliskan bahwa polisi dan pasukan bersenjata mengerahkan lebih dari 20.000 personal dalam aksi yang dikhawatirkan dapat berlangsung dengan rusuh.
Sementara itu, Channel News Asia juga ikut menyoroti massa yang ikut dalam demo 2 Desember dengan menyebutkan ribuan muslim berpakaian putih berbondong-bondong menuju pusat Jakarta pada hari Jumat berkumpul untuk menuntut kelanjutan hukum terhadap Gubernur Ibu Kota atas tuduhan penistaan agama. Media tersebut melaporkan bahwa pergerakan para pendemo yang bergerak dari Masjid Istiqal menuju Monas sejak jam 5 pagi setelah menunaikan ibadah shalat shubuh.
Bangkok Post tak ketinggalan dalam menyebarkan berita dunia Indonesia perihal keamanan warga asing yang berada di Indonesia. Mereka menyebut bahwa pemerintah asing telah memperingatkan warganya untuk menjauhkan diri dari aksi besar di Jakarta.
Senada dengan Bangkok Post, Bloomberg juga turut menyebutkan hal sama yaitu mengenai keamanan warga asing. "Kedutaan besar asing termasuk Amerika Serikat telah memperingatkan warganya bahwa terdapat potensi ekstremis menggunakan demonstrasi untuk menghasut memicu kekerasan.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !