Pesawat yang membawa tim sepak bola Brazil Chapecoense awalnya diduga kuat kehabisan bahan bakar saat akhirnya jatuh di pegunungan terpencil di Kolombia. Belakangan ini kembali muncul dugaan lain, hal tersebut diduga karena pencarian video game milik salah satu pemain sepak bola sesaat sebelum lepas landas. Penundaan yang diakibatkannya diduga membaut pengisian bahan bakar yang direncanakan di tengah rute menuju Medellin tidak bisa dilakukan.
Lamia Penerbangan 2933 yang terbang dari Santa Cruz de la Sierra di Bolivia yang awalnya berencana transit untuk mengisi bahan bakar di salah satu kota Bolivia yang berbatasan dengan Brazil. Akan tetapi, bandara di sana tidak beroperasi saat tengah malam.
Pesawat sewaan yang membawa tim Chapecoense ke pertandingan final Copa Sudamericana kehabisan bahan bakar saat menunggu izin dan instruksi pendaratan ke bandara Medellin. Hal itu yang diduga membuat pilot akhirnya segera mengeluarkan signal darurat.
Pesawat tersebut akhirnya jatuh terhempas di sisi pegunungan dan menewaskan 71 dari 77 orang yang ada di dalamnya setelah terbang selama 20 menit lebih lama dari kapasitas bahan bakar yang mampu untuk terbang selama 4 jam.
Jangkauan paling banyak yang bisa ditanggung Avro RJ85 itu adalah 1.600 mil laut lebih pendek dari rute Santa Cruz ke Medellin. Pihak Bolvia sendiri juga sudah menghentikan izin operasi Lamia sebelum tragedi kecelakaan tersebut.
Pemimpin maskapai Lamia, Gustavo Vargas juga mengatakan bahwa pilot Quiroga memutuskan untuk terbang ke Medellin tanpa mengisi bahan bakar di Bogota seperti yang telah disepakati.
Dugaan baru tentang penyebab kecelakaan yang dikarenakan video game didapat dari salah satu staf Chapecoense, Chinho Di Domenico yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat. Ia sempat mengirimkan pesan pada seorang pemain yang tidak ikut dalam tim yang perlaga di partai final.
Pada akhirnya, hanya enam orang yang bisa selamat dari kecelakaan itu. Awak kabin Ximena Suarez dan Erwin Tumiri dalam kondisi yang relatif baik. Sementara empat lainnya sedang menjalani perawatan intensif.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !